Author : MSefano



Awal tahun 2018 gua mendapatkan tugas dinas selama 3 bulan di salah satu rumah sakit daerah di ujung pulau ( pokoknya salah satu pulau di indonesia yang tidak usah gua sebutkan ya, bisa menebak sendiri dari ciri-cirinya )

Jika mendengar rumah sakit tentu tidak bisa kita pisahkan dari kata “ horor “. Hampir di seluruh rumah sakit pasti memiliki kisah-kisah horor yang melegenda,  yang dialami oleh penunggu pasien dan petugas medis yang berdinas disana. Penampakan pocong, wanita berambut panjang dengan jubah putih ( Kuntilanak ), hantu suster, tuyul, gendoruwo dan bangsa setan lainnya sudah menjadi penghias populer cerita horor rumah sakit di Indonesia.

Rumah sakit tempat gua berdinas ini terdiri dari 2 rumah sakit, yakni rumah sakit lama dan rumah sakit baru yang terpisahkan oleh jalan yang bisa dilewati oleh 2 mobil. Rumah sakit baru ini berdiri setelah kejadian bencana alam terbesar di Indonesia, pada tahun 2004.

Pada saat gua mulai berdinas di rumah sakit ini, rumah sakit lama masih digunakan di beberapa ruangan saja, mungkin sekitar 20 persen dari ruangan yang tersedia, sisanya dibiarkan sebagai ruangan kosong tidak berpenghuni. Jika hari sudah mulai gelap, di sudut rumah sakit lama yang penerangannya minim dan disertai dengan pohon-pohon besar yang tidak terawat, suasana menjadi bertambah horor.

Rumah sakit lama ini memiliki lorong gelap dan panjang, biasanya jika ada panggilan dari ruang rawat rumah sakit lama di malam hari ( bahkan sering di atas jam 12 malam ) , gua mesti melewati lorong ini melalui pintu belakang rumah sakit. Kenapa gua mesti melewati pintu belakang ? karena rumah sakit memberikan fasilitas mess ( tempat tinggal ) bagi dokter tamu, seperti gua, di belakang rumah sakit lama ( mess ini juga ditempati oleh dokter spesialis yang sudah lama berdinas di rumah sakit ini ) dan pintu belakang adalah akses terdekat menuju ruangan rawat di rumah sakit lama.

Menyusuri lorong gelap di tengah malam, bukanlah pilihan yang menyenangkan, terutama saat kita menyusuri ruangan bekas ruang jenasah, ruang perawatan bayi, pasien bedah dan penyakit dalam yang gelap. Bulu kuduk selalu merinding tiada henti….

Kanan dan kiri gelap, hawa dingin menusuk, tidak ada satupun penunggu pasien yang lalu lalang..

Cuma mau ngga mau, hal ini harus gua jalani rutin setiap malam, selama 1 bulan berdinas di rumah sakit ini. Apa daya sebagian besar pasien  yang mesti gua tangani, berada di rumah sakit lama ini,…

Gua selalu berusaha untuk mengalihkan pikiran ke hal positif, meyakini kekuasaan Allah SWT lebih besar dari kelakuan jin yang selalu berusaha menakuti kita dengan hal-hal yang menakutkan..

Tapi tetap saja, rasa takut tetap ada dan bulu kuduk selalu merinding…

Apalagi kalau gua mesti melewati belokan yang gelap dan ada di pojokan rumah sakit lama ini..

Belokan ini ada di pojokan lorong rumah sakit, ditumbuhi oleh pohon besar sejenis pohon beringin dengan akar yang menjuntai, disamping pohon ada patung ibu sedang menggendong bayinya dan terlihat sudah kusam dan tidak terawat. Tidak adanya cahaya penerangan lampu, menambah kesan horor. Jika melewati belokan tersebut entah kenapa mata gua selalu teralihkan ke satu titik antara pohon dan patung tersebut. Dengan samar-samar gua sering merasa seperti ada yang sedang berdiri disana, entah itu nyata atau tidak nyata..

Celakanya, ruangan rawat yang gua tuju berada setelah belokan ini, setelah melewati 3 ruangan kosong yang terlantar.. yang berarti harus selalu gua lewati.. dan Cerita horor ini berawal dari sini..


Suatu malam, tepat jam 00.15, gua mendapatkan telepon dari ruangan rawat rumah sakit lama


“ dok, pasien ibu surti ( bukan nama sebenarnya, gua samarkan ya, tapi aslinya gua lupa sih nama pasiennya, hehe ), tiba tiba kejang dok sudah kami berikan injeksi anti kejang tapi tetap ngga berhenti “ kata perawat dari telepon.


“ iya kak, saya segera kesana ya, tolong disiapkan alat dan obat yang saya perlukan” jawab gua.


Dalam hati, “ duh , tengah malam gini lagi, baru aja beres visit, merem 15 menit, sudah ada telepon lagi “, tapi ya mesti ikhlas kita jalani, risiko kita mengambil profesi seperti ini..


Gua langsung bergegas, siap-siap untuk ke rumah sakit lama.


Oiya , gua disini ngga ada kendaraan, jadi harus jalan kaki menuju pintu gerbang utama mess. Untungnya di pintu gerbang mess ada penjaga yang siap sedia menjaga 24 jam ( walaupun  seringnya sih mereka sudah tidur kalau diatas jam 12 malam).


Pintu belakang rumah sakit lama, berada tepat di depan pintu gerbang mess..


“ ah sial, si penjaga sudah tidur aja jam segini, percuma aja ada tulisan pos satpam 24 jam “ gumam gua dalam hati, sambil mempercepat langkah, karena bulu kuduk sudah mulai naik, merinding dan hawa dingin menghembus belakang leher gua, seperti ada yang meniup.


“ bukan.. bukan… ini cuma perasaan aja, jangan tolah toleh, jalan lurus kedepan “ kalau sudah seperti ini, pikiran berusaha menetralkan hati.


“ duh, gelap banget lagi, mestinya ini ruangan rawat harus segera dipindah ke rumah sakit baru, kalau kayak gini terus, setiap malam ya senam jantung rutin namanya “ gumam gua lagi, sambil berusaha fokus kedepan dan mempercepat langkah.


Lorong jadul gelap, sunyi, pencahayaan minim, tidak terurus, kadang-kadang sayup-sayup mendengar suara orang minta tolong seperti kesakitan.. kedengarannya jauh, tapi seperti dekat..


Lorong Gelap Rumah Sakit Lama

“ ah apalagi inii , eh sekarang hari apa ya?” tanya gua dalam hati

“ eh anj**r sekarang hari kamis! Berarti sekarang malam jumat dong! Ah takhayul fokus-fokus jangan berpikir yang aneh-aneh “ pikir gua sambil berdoa dalam hati


Kalau sudah takut, pikiran jadi kemana-mana, entah kenapa lorong yang biasa gua lewati dengan waktu 10 menit terasa sudah berjam-jam..


Btw ada yang pernah mengalami hal seperti ini juga ngga ?


Gua seperti merasakan ada yang melintas dengan halus diatas kepala gua,


Entah kenapa malam ini terasa aneh banget, banget, banget dan banget…


Gua semakin mempercepat langkah, nafas sudah mulai tersengal-sengal terasa berat. Energi habis terserap semua…


“ Gila, bentar lagi gua mesti melewati spot paling seram di rumah sakit ini *menurut versi gua ya “


Dari jauh gua melihat ada seorang pria paruh baya sedang duduk di belokan yang selama ini gua takuti..


“ malam malam seperti ini ada bapak-bapak tua disana, jarang banget, sedang apa ya dia? “ tanya gua dalam hati, karena meyakini bapak-bapak itu adalah manusia ketakutan gua berangsur-angsur menjadi berkurang.. langkahpun gua pelankan..


Fiuh… akhirnya ada juga manusia selain gua disini, mungkin penunggu pasien..


Perasaan gua sekarang sudah stabil, tapi entah kenapa masih merinding. Mungkin karena efek penakut


Tinggal 3 langkah lagi, gua sudah berada di dekat bapak itu, langkah gua pun mulai perlahan


Jujur aja gua masih penasaran sama wajah bapak tua ini, karena dia berada dalam posisi jongkok, sambil merangkul kaki dan menundukkan kepala, gua jadi tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.


Ya sudahlah gua pikir, mungkin penunggu pasien yang sedang beristirahat dan mencari ketenangan


Tapi tiba tiba… ada suara memanggil


“ dokk……………. “ bapak tua itu memanggil gua dengan pelan


Jleb! Gua agak kaget, kenapa dia tau gua dokter ya, kan gua ngga pakai jas dokter karena sedang terburu-buru


“ ya kenapa pak? Kenapa diam disini ? tanya gua ke dia


“ dok lihat anak saya tidak ? saya liat dokter sering lewat sini, tapi baru sekarang saya bisa bertanya…” tanya pria itu dengan nada sedih sambil tetap menunduk.


Gua pun menghentikan  langkah didepan dia, masih ada jarak sekitar 2 meter, dengan pencahayaan minim dan bapak tua itu tetap menunduk, gua sampai sekarang masih penasaran dengan wajahnya.


“Maaf pak, saya baru sampai, ciri-ciri anaknya seperti apa ? sedang dirawat atau bagaimana pak ?” gua sudah mulai merasakan hal yang tidak enak sebenarnya, cuma gua masih meyakini bapak ini manusia yang sedang tersesat di rumah sakit.


Bapak itu tiba – tiba menangis dengan lirih, tidak menjawab pertanyaan gua..


Wah ada apa nih, perasaan gua jadi mulai ngga enak, bulu kuduk semakin merinding tapi gua masih mencoba buat berpikir positif.


“ Pak, saya coba tanyakan ke satpam didepan ya, habis saya tangani pasien gawat darurat terlebih dahulu “ kata gua sambil bergegas mempercepat langkah


Gua sesekali tengok ke belakang dan bapak tua itu masih berada disana, dengan posisi dan letak yang sama..


“ ahhh akhirnya gua sampai diruangan yang gua tuju “ gumam gua sambil ngos-ngosan


Gua langsung tangani dulu pasien gawat darurat yang tadi dikonsulkan ke gua, sekitar 10 menit setelah gua tangani, pasien tenang, akhirnya gua bisa mengambil nafas panjang …


“fiuuhhhh, akhirnya beres juga, kak jangan telpon lagi ya, udah malem gini”, pinta gua setengah memelas ke perawat ruangan.


Perawatnya cuma terkekeh aja mendengar permintaan gua, karena dia tau itu hal yang mustahil,jika ada hal yang gawat dan tidak bisa mereka tangani, mereka harus menghubungi gua segera.


“Eh iya kak, tadi ada bapak tua duduk di pojok belokan lorong, itu siapa ya? Tumben ada pria tua yang duduk disana” tanya gua dengan penasaran.


Entah kenapa, perawat tadi langsung berubah ekspresinya dan terlihat agak pucat. Dia langsung menarik tangan gua ke dalam ruangan perawat.


“Dokter lihat dimana ? ciri-ciri nya seperti apa ?” tanya dia dengan panik ke gua


“ Hm, ga jelas sih kak, kira-kira udah diatas 60-an usianya, pakai celana pendek, rambutnya udh putih semua, pakai baju kaos gelap dan terlihat lusuh, dia bertanya apa lihat anaknya, ada apa sih kak kok panik ?” tanya gua


“Dok, sudah sering ada yang lihat penampakannya, dari cerita-cerita teman-teman perawat dan penunggu pasien” jawab dia


“Ha! Aduh itu setan gitu kak? Yang benerlah, saya sempat bertanya balik ke dia!” kata gua dengan kaget


Jujur, gua langsung merinding, perasaan kaget dan takut bercampur aduk


“Iya dok, jadi disini ada cerita, dulu setelah bencana alam , rumah sakit ini dijadikan penampungan jenazah para korban yang susah dikenali. Jenazah tergeletak sepanjang lorong rumah sakit lama ini, yang biasa dokter lewati malam-malam. Kami sebenarnya mau mewanti-wanti lebih baik lewat depan karena masih relatif ramai dibandingkan lewat belakang, tapi kami takut nanti justru dokter nanti ketakutan. Ya dokter akhirnya lihat sendiri “ kata kakak perawatnya sedikit terkekeh sambil menahan rasa takut.


“Aduh kak, kok ga bilang sih dari awal, saya ini penakut sebenarnya, tapi karena pekerjaan perasaan itu saya lawan. Terus bapak tua itu siapa?” tanya gua dengan penasaran

“Setelah korban-korban dimakamkan, ada bapak tua tanpa identitas yang seperti linglung mencari anak sematawayangnya yang menjadi korban bencana. Konon dia tinggal berdua saja dengan anak perempuan nya yang berumur sekitar 20-an, Bapak tua ini suka diam di pojokan lorong yang gelap itu. Dia selalu menunggu disana, berharap anaknya ditemukan dan diselamatkan di rumah sakit ini. Hingga akhirnya bapak tua ini meninggal disana , dengan posisi setengah terduduk, karena mogok makan berhari-hari dan tidak mau meninggalkan tempat itu, walaupun kita sudah mencoba membantu membawa dia ke IGD dan ruang rawat, tapi bapak itu selalu kembali kesana, mencopot selang infus dan tidak mau makan “ katanya

Gua langsung tertegun, tidak menyangka mengalami pengalaman gaib ini, selama ini gua cuma menonton di televisi dan mendengar dari cerita-cerita teman. Perasaan gua campur aduk antara sedih dan takut.


“ fiuhhhhh…….. “

“ ya sudahlah kak, kalau begitu saya balik dulu ya “ kata gua

“ dok mau diantar ngga? Lewat depan aja “ kata kakak perawat menawari gua tumpangan

“ ngga usah kak, saya lewat belakang aja “ entah kenapa gua mengucapkan kalimat ini..

“ owh ya sudah dok, hati hati ya” jawab kaka perawat

Dalam hati gua ada perasaan takut, tapi selama ini gua selalu aman dan tidak ada hal yang aneh-aneh kalau melewati tempat itu. Paling hanya perasaan takut dan merinding saja, ya sudahlah gua pikir.

Dengan langkah pelan gua bergegas balik, dan akhirnya gua sampai di belokan lorong tersebut.

Gua sudah tidak melihat bapak tua tadi, entah dia hilang kemana atau memang dia adalah hantu yang diceritakan oleh kakak perawat tadi.

Sambil berjalan dengan gontai karena terlalu lelah, dalam hati gua berdoa untuk bapak tua tadi dan para korban bencana alam terbesar yang pernah terjadi di Indonesia ini, semoga mereka tenang dan mendapatkan tempat yang baik di sisi Allah SWT.


– TAMAT