By : Sakinah Saklaili
Author : MASefano


Witri, begitulah orang-orang memanggilku. Aku merupakan mahasiswi tahun pertama di suatu PTN di kotaku. Aku memulai petualangan ini ditahun 2019. Waktu terasa cepat berlalu,  ya begitu menusia memikirkan tentang waktu. Kadang manusia terlalu sibuk menikmati dunia, sampai lupa akan waktu yang berjalan. Berawal dari tegur sapa yang sangat ramah, membuatku tersipu padanya. Ia begitu asik untuk diajak berbincang dan bertukar pikiran. Adamalik bin Makruf, itulah nama lengkapnya. Sosok yang membuatku merasa dunia kampus itu ternyata lebih asik dari putih abu-abu. 

Kehidupan Kampus membuatku terbiasa dengan banyak tugas. Untung aku selalu ditemani oleh Adam sehingga banyaknya tugas tak membuatku merasa terbebani. Hari senin adalah hari yang ku tunggu. Kelas bahasa Arab memulai pagiku dengan penuh semangat, namun kali ini berbeda,

"Sial!. Aku terlambat" 
"Malah tugas belum dikumpul" umpatku dalam hati

Sambil menggerutu aku membaca pesan singkat di HPku, 

_"haai manis, selamat pagi"
"Dosennya belum masuk kok, tenang aja"_

Ku tahu itu dari Adam, 

"Oohh syukurlah, aku harus segara sampai" pikirku. 


Sesampainya aku di kampus, Adam menghampiriku dan kami berbincang ringan. Namun ada hal aneh yang aku rasakan dalam perbincangan tersebut. Adam tidak sengaja bercerita tentang seorang wanita. Ia seperti begitu kagum terhadapnya. Tapi Adam tak menyebutkan namanya. 

Pagi itu kami tidak jadi belajar, yaa dosen kami mengalihkan jam kuliah. Aku memilih pergi ke perpustakaan dengan temanku, Nia. 
Aku menceritakan pembicaraan ku dengan Adam kepada Nia.

"Eeh beb, tadi kan ngomong tuh sama Adam, trus dia kayak ga sengaja gitu ngomongin seorang cewek tapi aku ga tau itu siapa" ujarku dengan cepat. 

"Eehh,. Maksud kamu beb ?." Balasnya

"Iyaa, kan mu tau aku dekat sama Adam, tapi yaa aku aneh aja, ga tau rasanya kek cemburu aja gitu. Jadi penasaran cewek itu siapa" ujarku. 

"Positif thinking aja beb, mungkin hanya perasaan mu saja" balas Nia menenangkan.

Sesampainya di perpustakaan, kami membaca buku masing-masing. Tak ada sepatah katapun yang terucap. 

Sewaktu membaca buku, aku hanya membalik-balik halaman buku. Pikiranku terus menerawang siapa wanita yang dibicarakan Adam. 

"Aahh benar-benar kacau, bisa-bisanya dia membuatku penasaran" pikirku.

Aku tetap memilih diam. Aku tak ingin Nia menjadi curiga. Aku melanjutkan membaca sampai siang. Adzan pun berkumandang,

"Eehh Wit, udah adzan nih, yook kita sholat" ajak Nia sambil menutup buku.

"Aduuh Nia, aku lagi nggak sholat. Tapi yok lah aku temani ke masjid, toh kita kesini barengan ya kluar barengan juga lah" balasku. 

Disepanjang jalan, aku tetap terpikir siapa wanita yang dimaksud Adam. Nia memperhatikan wajahku dengan lembut,

"Ada apa Wit ?, Dari tadi aku perhatikan sepertinya ada yang membebani pikiranmu, ada apa ?." Ucapnya. 

"Eeh enggak, enggak ada apa-apa". Balasku kaget. 

"Hmm ga usah bohong loh, Wit. Aku perhatiin kamu dari tadi loh" balasnya

"Hmm kamu sholat dulu deh, nanti kita cerita" balasku sambil tersenyum. 

"Ooh benar juga yaa, hehe. Oiyaa aku titip tas sama hp ya" ujarnya sambil menyodorkan barang tersebut. 

"Iyaa beb, sini aku pegang" balasku. 

Nia melangkah masuk kedalam mesjid. Aku menunggunya diluar masjid. Angin terasa sepoi-sepoi. Lamunanku dikejutkan oleh suara HPnya,

Lihat juga Cerpen Untuk Kita

"Kring kring kring"

Aku tak sengaja melihat notifikasinya, ternyata dari Adam. 

"Adam...?" Kagetku dalam hati.

Aku semakin penasaran, tapi aku tau itu privasi seseorang. Aku tak boleh mengganggu privasi Nia. Aku semakin menerawang. Gelisah, penasaran, cemburu semakin mengaduk perasaanku. 

Saat pikiranku kacau, tiba-tiba Nia datang mengagetkan. 

"Baah!!!" Kejutnya sambil tertawa. 

"Astaghfirullah, iiihh kamuuuu apaan sii, orang lagi bengong juga dikagetin" balasku merajuk

"Uuhh cantiiik siapa suruh bengong siang bolong kek gini" balasnya sambil menenangkan.

"Iya iyaa mau gimana lagi. Eeh kamu ga kelas siang ini ?" Balasku.

"Iya Wit, aku masuk kelas jam 13.30" balasnya sambil mengenakan sepatu. 

"Oohh begitu. Eeh iya tadi HP kamu bunyi, trus aku ga sengaja liat notifnya, dari Adam keknya. Maaf yaa beb aku ga sengaja" ujarku. 

Nia menghentikan aktivitasnya dan menatapku. Aku cukup heran kenapa ekspresinya seperti itu.

"Ada apa Nia, kok natapnya gitu ? Aku salah yaa ?" Kataku dengan heran.

"Hmm kamu liat isinya ? Mana hp aku" balasnya cuek dengan muka datar.

"Enggak beb, aku ga liat sama sekali. Aku cuma keget karena ngelamun, eh hpmu bunyi tanpa sadar aku liat notifnya, maaf yaa beb" balasku memelas sambil memberikan barangnya. 

"Hehe gak apa-apa, beb. Santai aja, yoklah" 

Kejadian itu membuat ku sempat berpikir ingin mencari suasana baru sebab dimana ada dia disitu ada Aku.

Semakin hari, Aku jadi semakin merasa aneh dengan tingkah Nia. Aku juga merasa Adam mulai berubah padaku. Entah hanya perasaanku atau memang mereka ada sesuatu ?.

Seminggu berlalu, hari-hari terasa begitu cepat. Pagi itu Aku membuka mata dan mendapati sebuah pesan singkat dari Adam

_Wit, nanti jam selepas kelas Bahasa Arab, kita ketemu_

Hanya itu, tak ada salam dan ucapan yang biasa ia kirim setiap pagi. 
Aku heran, ada apa tiba-tiba ia seperti itu. Ada yang aneh

"Sial, pagi-pagi udah bikin badmood" ujarku dalam hati. 

Aku bangkit dan merapi tempat tidurku. Aku berjalan menuju kamar mandi, selangkah dari pintu kamar mandi, HP ku berdering. 

"Kring kring kring"

Sontak aku berbalik, ternyata dari Nia. 

"Assalamualaikum, Wit. Nanti siang kamu kemana ? Temanin aku yuk, aku mau beli buku" ujarnya

"Waalaikumsalam, Nia. Ooh oke nanti aku temanin, aku nak mandi nih, hehe"
Balasku. 


"Aduuh maaf yaa, pagi-pagi dah ganggu. Hehhe makasi ya wit, nanti aku kabari lagi yaa. Dadah" balas Nia sambil mengakhiri telepon.

***

Saat dikampus, pelajaran dimulai. Aku tak melihat batang hidung Adam dikelas.  Mungkin dia libur atau memang tertidur maklum mahasiswa cowok. Heheh.

3 sks berlalu, Aku keluar kelas dengan kepala ber-asap. Aku berjalan menjauh dari kelas, sambil memegang hp, aku melihat pesan dariAdam. Ia telah menunggu ku di selasar kampus. Aku mempercepat jalanku. Rasa penasaran dan deg-degan menghampiriku. Langkahku semakin terburu-buru. Selasar semakin dekat. Aku melihatnya dari kejauhan. Ia terlihat sibuk dengan HPnya. 

"Hay, maaf ya lama, dosennya ga disiplin". Sapaku padanya. 

"Hay, tak masalah, maklum sibapak suka lama" balasnya. 

Kami diam sejak, masing-masing sibuk dengan gawai.

"Dam, ada apa si kamu ngajak ketemu, ?" Ujarku memecah keheningan. 

"Ooh itu, ga ada aku mau bilang, keknya kita udah terlalu dekat, aku tak ingin ada yg melibatkan perasaan disini" balasnya cuek.

"Whaaat??. Maksud kamu apaan Dam ?, Kamu ngomong apa si? Sumpah aku ga ngerti..." Balasku keheranan.

Ia tak menjawab, ia hanya tersenyum dan beranjak pergi. Tak ku sadari, air mataku menetes, terasa begitu sesak.
Aku tak mampu berkata apa-apa lagi. Aku tak menyangka Ia begitu tega. Setelah mengusap air mataku, aku bangkit dan berjalan menjauhi selasar. Aku tak tau harus kemana, kelas berikutnya dimulai jam 2. Masih lama pikirku. 

Aku teringat Nia mengajakku pergi ke toko buku. Tapi aku tak mendapat lagi pesan darinya. 

Tak ku sangka, ketika berjalan menuju motor, aku melihat ..........